Ayah
Bulan kala
itu merah Ayah semerah mata ku menahan kesedihan
Perjalanan ke
rumah terasa bertahun mengenang makna bersamamu
Teringat kau
marah melihat puisi cintaku yang pertama ketika kelas 1 SD
Mengajariku
banyak hal pada si pemalas yang menyimpan mimpi ini
Aku selalu
menjadi anak kecil bagimu
Yang periang
pemarah dan pemberontak
Hingga dewasa
merepotkanmu dengan mencari benda benda ku yang tak berguna
Putrimu ini
pelupa ayah, hingga lupa mengucapkan betapa
berharga waktumu
Lupa kini
tidak ada yang mengajarkan disiplin pada si tukang telat ini
Lupa kalau ayah
sudah tertidur dalam kedamaian teduh hatimu
Tapi aku selalu ingat kerja keras yang Ayah ajarkan
Kebaikan dan
kesabaran yang Ayah contohkan
Dan
kesederhanaan yang selalu kau peluk dalam hidupmu
Ayah
sampaikan salam ke Tuhan agar dia merawat Mu tidak lupa sepertiku
Rinduku
mengalir dalam doa Ayah disetiap waktu