Selasa, 09 Oktober 2018


Ayah


Bulan kala itu merah Ayah semerah mata ku menahan kesedihan
Perjalanan ke rumah terasa bertahun mengenang makna bersamamu
Teringat kau marah melihat puisi cintaku yang pertama ketika kelas 1 SD
Mengajariku banyak hal pada si pemalas yang menyimpan mimpi ini
Aku selalu menjadi anak kecil bagimu
Yang periang pemarah dan pemberontak
Hingga dewasa merepotkanmu dengan mencari benda benda ku yang tak berguna
Putrimu ini pelupa ayah, hingga lupa mengucapkan betapa  berharga waktumu
Lupa kini tidak ada yang mengajarkan disiplin pada si tukang telat ini
Lupa kalau ayah sudah tertidur dalam kedamaian teduh hatimu
Tapi aku  selalu ingat kerja keras yang Ayah ajarkan
Kebaikan dan kesabaran yang Ayah contohkan
Dan kesederhanaan yang selalu kau peluk dalam hidupmu
Ayah sampaikan salam ke Tuhan agar dia merawat Mu tidak lupa sepertiku
Rinduku mengalir dalam doa Ayah disetiap waktu